Thursday, November 28, 2019

akupuntur vs botox

Akupuntur Wajah Lebih Aman dari Botox

Aprilia Safitri, CNN Indonesia
Senin, 12/03/2018 08:58
Akupuntur Wajah Lebih Aman dari Botox
Teknik akupuntur di wajah dapat membuat kulit tampak lebih muda (Foto: CNN)

Jakarta, CNN Indonesia -- Teknik akupuntur menggunakan jarum telah lama dikenal oleh masyarakat sejak berabad-abad yang lalu di negeri Tiongkok. Akupuntur dipercaya dapat mengobati berbagai macam penyakit pada manusia mulai dari sakit punggung, sakit kepala atau bahkan masalah pada perut.

Biasanya jarum yang digunakan ditusuk ke beberapa titik tubuh, untuk menstimulasi otot atau saraf tertentu. Namun, belakangan teknik tersebut mulai digunakan untuk perawatan wajah.

Dilansir dari Healthline, ahli akupuntur dan pendiri Klinik Peremajaan Holistik SKN, Amanda Beisel mengatakan teknik akupuntur pada wajah justru terbukti lebih aman dibandingkan operasi atau botox. "Akupuntur bekerja secara internal dan alami untuk mengoptimalkan kesehatan sekaligus menunjang penampilan kulit," katanya.


Dengan teknik akupuntur pada wajah dapat membuat kulit tampak lebih muda, lebih halus dan lebih terlihat sehat.


Aman jika tekniknya benar


Akupuntur tidak boleh dilakukan satu bagian saja, terutama untuk wajah. Beisel menganjurkan, jika hendak melakukan akupuntur pada wajah sebaiknya lakukan terlebih dahulu pada seluruh tubuh.

"Kalau hanya memasang jarum pada wajah saja jutsru dapat mengakibatkan kemacetan pada aliran darah. Pasien dapat mengalami sakit kepala dan kulit yang makin terlihat kusam," jelasnya. Lain hal jika teknik ini dimulai dari tubuh terlebih dahulu, justru dapat membuat energi di dalam tubuh mengalir lancar dan dapat membantu meunjang akupuntur pada wajah.

Ahli akupuntur akan menusukan jarum kecil sebanyak 40-70 jarum tanpa pasien merasa sakit sedikitpun. Setelah jarum menusuk kulit, maka jarum akan menciptakan luka pada pembuluh darah yang disebut mikrotraum positif. Bila tubuh merasakan luka ini, maka tubuh secara otomatis akan melakukan proses regenerasi dan perbaikan jaringan yang rusak.

Tusukan jarum tersebut juga akan merangsang sistem limfatik dan peredaran darah, sehingga oksigen dan nutrisi akan mengalir ke lapisan kulit. Proses ini akan membuat kulit tampak lebih bercahaya, merangsang produksi kolagen, memperbaiki elastisitas kulit serta meminimalisir garis-garis halus dan keriput.

Hasilnya tidak instan


Menurut Beisel, manfaat utama yang di dapat usai melakukan teknik ini adalah kulit yang cerah. "Seolah kulitnya terbangun dari tidur nyenyak. Sebab, darah segar dan oksigen mengalir lancar ke bagian wajah dan menghidupkannya kembali," katanya.

Tapi tidak seperti botox, hasil yang di dapat dari akupuntur wajah tidak bisa instan. Bahkan butuh waktu berminggu-minggu untuk menikmati hasilnya.

"Fokus utama dari teknik ini adalah untuk menciptakan perubahan dalam jangka panjang pada kesehatan kulit dan tubuh. Teknik akupuntur secara psikologis juga bisa mengurangi kecemasan dan ketegangan saat menghadapi sesuatu," tambah Beisel.

Ia juga menyarankan agar melakukan teknik akupuntur wajah dan tubuh dalam 10 kali perawatan minimal satu minggu sekali untuk mendapatkan hasil yang optimal. Setelahnya, pasien baru dirujuk pada tahap perawatan setiap empat hingga delapan minggu sekali.

Namun, jika hal tersebut sulit dilakukan karena membutuhkan banyak waktu Beisel juga menyarankan cara lain untuk tetap membantu merawat kulit dengan diet seimbang dan menjaga asupan makanan.

"Penting untuk menghindari gula, alkohol, dan makanan olahan. Usahakan agar kulit terhidrasi dengan baik agar tetap sehat dan optimal," jelasnya.

Efek samping dari akupuntur


Kemungkinan tubuh pasien akan mengalami memar setelah melakukan teknik perawatan akupuntur. Namun, Beisel mengungkapkan hanya sekitar 20 persen orang yang mengalami hal tersebut. Jika pasien mengalami memar pun akan sembuh dengan cepat.

Untuk menghindari memar, pasien yang hendak akupuntur harus dalam keadaan sehat agar kemampuan penyembuhannya berjalan maksimal. Oleh karenanya, orang dengan gangguan perdarahan atau diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol sebaiknya tidak menjalankan pengobatan ini.
 (aps)

Sunday, October 6, 2019

Slimming akupuntur

Lebih Langsing dengan Akupunktur Telinga?

Penulis: Unoviana Kartika

KOMPAS.com — Bila usaha menurunkan berat badan Anda tidak kunjung membuahkan hasil yang diinginkan, mungkin Anda bisa mencoba metode akupunktur telinga. Menurut studi baru asal Kyung Hee University di Seoul, Korea, metode tersebut dapat membantu orang dengan kelebihan berat badan untuk menurunkannya dalam waktu delapan minggu.

Akupunktur telinga merupakan metode yang dilakukan dengan cara menusuk jarum sedalam 2 mm di lima titik luar telinga. "Cara itu efektif untuk mengurangi lingkar pinggang karena dapat menekan nafsu makan," ujar ketua studi Sabina Lim dari departemen meridian dan akupunktur di Basic Korean Medical Science Kyung Hee University.

Studi yang dipublikasi dalam jurnal Acupunture in Medicine ini melibatkan 91 peserta yang mengalami kegemukan. Secara acak, peneliti membagi mereka menjadi dua kelompok. Mereka memiliki pola makan yang sama, tetapi satu kelompok menjalani akupunktur telinga, sementara yang lain tidak.

Kelompok yang menjalani akupunktur telinga mengalami penurunan indeks massa tubuh hingga enam persen. Selain itu, kelompok itu juga mengalami penurunan kadar lemak dan memiliki pinggang lebih langsing dibandingkan kelompok lainnya.

Sementara itu, kelompok yang lain diketahui menyerah mengikuti studi lantaran sulit bagi mereka untuk mengendalikan nafsu makan saat asupan dibatasi. Mereka menyerah sebelum studi mencapai minggu kedelapan.

Akupunktur telinga yang dikenal sebagai terapi akupunktur auricular awalnya digunakan oleh dokter Paul Nogier di Perancis pada tahun 1956 untuk menyembuhkan nyeri punggung. Metode tersebut didasari oleh fakta bahwa telinga yang "mewakili" seluruh bagian tubuh.

Di Inggris, akupunktur berasal dari terapi tradisional di China dengan menggunakan jarum yang ditusuk ke bagian tubuh tertentu untuk meningkatkan energi dalam tubuh. Proses tersebut sebenarnya merupakan stimulasi elektro untuk meningkatkan sekresi endorfin, pereda nyeri alami tubuh.

Studi sebelumnya menunjukkan, metode akupunktur telinga dapat meningkatkan laju metabolisme, mengubah hormon, dan menekan nafsu makan dengan merangsang sekresi pereda nyeri alami.


©2019 PT. Kompas Cyber Media


Insomnia

Insomnia? Terapi Akupunktur Bisa Bantu Mengatasinya

Minggu, 6 Oktober 2019 | 12:05 WIB

KOMPAS.com - Gangguan tidur seperti insomnia banyak dialami masyarakat. Padahal dalam sehari dibutuhkan tidur selama delapan jam untuk menjaga kebugaran tubuh.

Meski tidur menjadi kebutuhan harian tubuh, nyatanya bagi sebagian orang, tidur terutama pada malam hari bahkan bukanlah hal yang mudah dilakukan. Terutama bagi orang yang lanjut usia (geriatri).

Menurut Diagnostic and Statically Manual of Mental Disorder, yang dimaksud insomnia adalah ketidakpuasan atas kualitas atau kuantitas tidur yang berhubungan dengan satu atau lebih gejala.

Seperti dilansir dari HealthFirst, Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), gejala insomnia antara lain sulit untuk memulai tidur, sulit mempertahankan tidur atau sering terbangun, mudah terbangun pada dini hari, lalu sulit untuk kembali tidur.

Namun, dikatakan oleh dokter spesialis akupunktur klinik RSPI, dr Dwi Rachma Helianti, SpAk, bahwa yang sering ditekankan pada kasus insomnia adalah rasa ketidakpuasan dalam tidur.

"Ketidakpuasan itu bukanlah pada durasi atau lamanya bisa tertidur atau tidak, melainkan lebih kepada hal yang terjadi di luar kendali orang tersebut," kata Dwi.

Jika dibiarkan terjadi dalam jangka panjang, insomnia dapat menimbulkan berbagai dampak negatif.
1. Menurunkan ambang nyeri.
2. Meningkatkan rangsang simpatis (pasien selalu dalam kondisi sigap).
3. Meningkatkan tekanan darah.
4. Depresi, walau tidak selalu terjadi.

Penyebab insomnia

Faktor penyebab gangguan tidur atau insomnia pada orang lanjut usia biasanya karena faktor hormonal dan psikologis.

Pada tubuh manusia terdapat hormon yang disebut melatonin. Hormon ini diproduksi di otak dan berfungsi untuk menimbulkan rasa kantuk, lalu tertidur.

Jumlah hormon pada tubuh setiap orang tidaklah sama. Volume hormon ini tertinggi pada usia bayi, lalu berkurang seiring dengan bertambahnya usia.

"Dan pada manula atau usia lanjut, jumlah hormon ini jadi sangat berkurang sehingga menimbulkan efek sulit merasa kantuk," ujar Dwi.

Faktor psikologis juga bisa menjadi penyebab insomnia ini. Seperti depresi, kejadian yang tidak menyenangkan, atau beban pikiran lainnya.

"Orang lanjut usia sangat sensitif. Kejadian kecil yang dialami dapat memberikan beragam efek, termasuk insomnia. Nah, insomnia yang terjadi karena faktor psikologis memerlukan penanganan psikolog atau psikiater," katanya.

Tidak hanya itu, faktor penyebab insomnia lainnya juga bisa berasal dari kebiasaan mengkonsumsi alkohol, kopi, dan lainnya.

Lalu bagaimana mengatasi kasus insomnia?

Dwi menyarankan untuk melakukan konsultasi dengan dokter perihal kasus insomnia yang diderita. Selain itu, salah satu pengobatan untuk mengatasi insomnia tersebut bisa dengan melakukan terapi akupunktur.

Terapi Akupunktur

Orang yang mengalami susah tidur atau insomnia pada umumnya diberikan obat penenang untuk membantu merasa rileks sehingga mudah tidur.

Namun dengan pengembangan dari berbagai penelitian, akupunktur medik kini dapat dimanfaatkan untuk menangani berbagai gangguan kesehatan, termasuk insomnia.

Terapi akupunktur untuk insomnia terbilang aman karena terbukti meningkatkan produksi melatonin dan tidak menggunakan obat 9bahkan dapat menurunkan dosis penggunaan obat yang dikonsumsi pasien).

Baca juga: Benarkah Akupunktur Tingkatkan Kesuburan Pria?

Tingkat keamanan akupunktur didukung dengan berbagai jenis media yang dapat digunakan.

Saat ini, kata Dwi, akupunktur dapat menggunakan media berupa jarum, laser, benang, akupressur (tekanan dengan jari) dan lainnya. Pasien dengan alergi terhadap logam dapat menggunakan media selain jarum.

Penggunaan jarum juga dihindari bagi pasien yang daya tahan tubuhnya sedang menurun, karena dikhawatirkan luka yang terjadi saat terapi dapat menjadi akses masuk bagi bakteri atau virus.

Baca juga: Lebih Langsing dengan Akupunktur Telinga?

Selain itu, pasien dengan riwayat kejang atau epilepsi sebaiknya menghindari terapi akupunktur dengan media laser.

"Yang perlu diketahui, karena hanya memanfaatkan tubuh dari terapi akunktur dapat berbeda pada setiap orang,"ujarnya.

Meski secara umumnya, efek terapi akupunktur dapat terasa sejak terapi pertama. Sementara untuk kasus insomnia, biasanya memerlukan terapi sebanyak 10-12 kali sesi terapi, dengan penyesuaian terhadap perkembangan pasien selama terapi dilakukan.

Efek dari terapi akupunktur ini juga dapat bertahan di tubuh pasien meski sudah tidak diberikan rangkasan dari media terapi.

"Dengan efek yang bertahan setelah usainya terapi akupunktur ini, diharapkan dapat membentuk pola tidur yang baik pada pasien, sehingga gangguan tidur tidak kembali berulang," katanya.

TAG:

Insomnia? Terapi Akupunktur Bisa Bantu Mengatasinya

©2019 PT. Kompas Cyber Media

Tuesday, August 27, 2019

Redakan Nyeri Kemoterapi

KOMPAS.com — Menjalani terapi pengobatan melawan sel kanker atau kemoterapi dapat menimbulkan efek samping berupa rusaknya saraf periferal, terutama di bagian betis dan kaki, sehingga pasien akan menderita nyeri saat berjalan. Salah satu upaya yang dapat dipertimbangkan untuk mengurangi nyeri pada saraf ini adalah akupunktur.

Manfaat akupunktur dalam meredakan nyeri pasien kemoterapi telah dibuktikan dalam sebuah penelitian berskala kecil. Penelitian dilakukan dengan melibatkan enam pasien penderita neuropati periferal yang rutin melakukan akupunktur serta lima pasien lain sebagai kelompok kontrol.

Terapi akupunktur yang dilakukan meliputi penusukan 20 jarum pada tempat dan kedalaman spesifik selama 20 menit. Para pasien menjalani 10 sesi akupunktur selama tiga bulan.

Para peneliti kemudian melakukan tes pada saraf pasien sebelum dan setelah terapi akupunktur, serta enam bulan pasca-kemoterapi. Tes yang sama juga dilakukan pada lima pasien yang tidak menjalani akupunktur.

Pada kelompok pasien akupunktur, hasil tes menunjukkan adanya peningkatan kecepatan dan intensitas sinyal saraf. Sementara pada kelompok kontrol, kecepatan saraf mereka tak berubah.

Studi sebelumnya menyimpulkan, terapi akupunktur akan meningkatkan aliran darah di kaki sehingga bisa mengurangi kerusakan saraf.

Manfaat akupuntur medis

Liputan6.com, Jakarta Pengobatan akupunktur telah dikenal dan digunakan sejak ribuan tahun lalu untuk mengobati macam penyakit dan gejala. Konsep akupuntur telah berkembang dari konsep tradisional klasik menjadi konsep akupuntur medik yang diterapkan berdasarkan kaidah kedokteran konvensional.

Secara harfiah, akupunktur adalah suatu tindakan medis dengan memasukkan jarum halus untuk menstimulasi “titik akupunktur” tubuh. Pengobatan akupunktur bermanfaat untuk memulihkan kesehatan dan kebugaran, melancarkan sirkulasi darah dan metabolisme tubuh.

Sejumlah penelitian di bidang kedokteran membuktikan efektivitas akupunktur dalam mengobati berbagai macam penyakit. Melalui berbagai macam penelitian dan uji klinis, World Health Organization (WHO) telah mengakui dan merekomendasikan untuk mengintegrasikan pelayanan akupunktur ke dalam Sistem Kesehatan Nasional masing-masing negara, termasuk di Indonesia. Akupunktur terbukti sangat efektif dalam mengatasi berbagai macam penyakit, khususnya dalam mengurangi dan mengobati nyeri.

Beberapa manfaat dan penyakit yang dapat diterapi dengan akupunktur.

- Memperbaiki sirkulasi darah dan metabolisme tubuh

- Meningkatkan stamina dan kekebalan tubuh

- Membantu mengurangi nyeri, seperti nyeri kepala, migrain, nyeri punggung-pinggang, nyeri leher bahu, nyeri lulut, arthritis/radang sendi

- Gangguan pencernaan, nyeri lambung, mual, muntah

- Gangguan hormonal

- Gangguan pernapasan, asma, batuk, flu

- Gangguan saraf, rehabilitasi penderita pasca stroke.

Amankah tindakan akupunktur?

dr. Yovita Wijaya, Akp menjelaskan bahwa akupunktur sangat aman dengan efek samping yang minimal sekali apabila dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan terlatih. Metode terapi akupunktur tanpa menggunakan obat-obatan juga terbukti efektif dalam mengobati berbagai macam penyakit, khususnya dalam mengurangi rasa nyeri. 

"Tindakan akupuntur dengan menggunakan jarum steril sekali pakai sehingga mencegah penularan penyakit infeksi antar pasien. Akupunktur aman untuk segala usia termasuk pada anak-anak," jelas dr. Yovita Wijaya, Akp

Semakin banyaknya klinik dan praktisi kesehatan yang menawarkan terapi akupuntur menjadi bukti bahwa akupunktur mulai banyak digemari oleh semua kalangan, baik usia tua, muda maupun anak-anak sebagai salah satu pengobatan pilihan.

Sunday, August 18, 2019

Akupuntur Lengkapi Pengobatan Depresi

KOMPAS.com - Akupuntur bisa jadi bagian yang melengkapi dalam pengobatan pasien depresi. Studi baru yang diterbitkan di jurnal PLOS Medicine membuktikan, menambahkan terapi akupuntur atau konseling dalam pengobatan depresi bisa membantu menurunkan gejala depresi.

“Studi kami adalah yang pertama secara seksama mengevaluasi dampak akupuntur secara klinis dan ekonomis serta konseling untuk pasien dalam perawatan yang mewakili pasien yang terus mengalami depresi dalam perawatan,” kata peneliti Dr. Hugh MacPherson dari Departemen Ilmu Kesehatan University of York.

Meski begitu, MacPherson mengakui diperlukan riset lebih jauh untuk meneliti lagi soal manfaat akupuntur untuk pengobatan depresi itu.

Studi acak terkontrol itu melibatkan 302 pasien yang menjalani 12 sesi mingguan akupuntur sebagai tambahan terapi pengobatan depresi. Sebanyak 302 pasien menjalani sesi mingguan konseling sebagai tambahan pengobatan dan 151 pasien hanya mendapatkan pengobatan biasa tanpa tambahan konseling dan akupuntur.

Peneliti menemukan pasien yang diberikan akupuntur dan konseling ternyata memiliki skor depresi yang rata-rata lebih rendah tiga bulan kemudian dibandingkan dengan mereka yang hanya mendapatkan pengobatan biasa.

Namun peneliti mencatat bahwa dalam tempo sembilan bulan hingga setahun setelah intervensi tersebut, skor depresi sangat membaik dalam kelompok pengobatan biasa. Skor mereka kurang lebih sama dengan kelompok yang mendapatkan konseling dan akupuntur.

Penelitian ini bukanlah pertama kalinya mengungkapkan manfaat akupuntur untuk pengobatan depresi. Studi sebelumnya di Harvard membuktikan bahwa akupuntur bisa membantu meringankan depresi pada wanita hamil.

Sebelumnya studi kecil di jurnal PLOS ONE membuktikan elekroakupuntur, metode yang menggunakan arus listrik kecil lewat jarum akupuntur, bisa membantu mengobati depresi ketika dikombinasikan dengan pengobatan biasa.

Hipertensi, Waspadailah


HIPERTENSI atau tekanan darah tinggi saat ini merupakan penyakit yang umum terjadi di masyarakat. Tak jarang para penderitanya tidak menyadarinya karena penyakit ini tidak mempunyai gejala khusus dan datang tibat-tiba. Padahal jika tidak ditangani dengan baik, hipertensi berisiko besar membuat penderitanya meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti stroke, jantung atau gagal ginjal.

Tingginya angka epidemologi hipertensi di dunia, telah mendorong dilakukannya berbagai penelitian yang bertujuan untuk menekan angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit ini. Penelitian tersebut tidak saja ditujukan untuk mengontrol tekanan darah, tapi juga untuk melindungi organ-organ vital dari kerusakan akibat hipertensi.

Termasuk hasil studi ONTARGET (Ongoing Telmisartan Alone and in combination with Ramipril Global Endpoint Trial). Studi ini melakukan pengujian klinis bersifat acak, double- blind yang mengevaluasi lebih dari 25.260 pasien yang berisiko tinggi terhadap kardiovaskular. ONTARGET bukanlah studi hipertensi, karena pasien dengan tekanan darah >160/100 mmHg tidak diikut sertakan, namun mengikutsertakan pasien dengan tekanan darah normal dan terkontrol.

Studi yang telah dievaluasi oleh Boehringer Ingelheim yang dilakukan di sembilan negara Asia, China, Taiwan, Thailand, Singapura, Malaysia, Filipina, India, Jepang dan Korea pada 2001, telah dilaporkan hasilnya pada 31 Maret 2008. Membuktikan, jika Telmisartan, merupakan obat anti hipertensi golongan Angiotensin II Receptor Blocker (ARB) modern. Yang bisa memberikan perlindungan setara dengan ramipril yang merupakan golden standar pengobatan hipertensi. Dan Telmisartan dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit kardiovakular.

dr. Arieska Ann Soenarta, SpJP(K), selaku Ketua Perhimpunan Hipertensi Indonesia mengatakan, jika penyakit kardiovaskular merupakan suatu terminologi untuk gangguan yang menyebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah. Yang bisa mengakibatkan serangan jantung, stroke, nyeri dada (angina), kerusakan sementara pada penglihatan, kemampuan berbicara, sensasi gerakan (mini stroke atau transient ischemic attack). Hingga morbiditas atau kejang lengan dan kaki (caludication) , dan penyakit ini menyebabkan kematian atau kecacatan dalam hitungan detik.

"Setiap dua detik, satu orang meninggal karena penyakit kardiovaskular, " ujar dr. Ann-panggilan akrabnya, saat memberikan penjelasan tentang pentingnya studi ONTARGET, di Hotel Mulia, Jakarta.

Dokter yang juga menjadi ahli jantung di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta ini menuturkan, jika kardiovaskular penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Sekitar 17,5 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskular pada tahun 2005. Diantara 17,5 juta ini tercatat 7,6 juta karena penyakit jantung koroner dan 5,7 juta karena stroke. Dan hipertensi merupakan faktor risiko yang paling banyak menyebabkan morbiditas dan kematian akibat penyakit kardiovaskular.

Faktor yang dapat dikendalikan untuk kardiovaskular :
- Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah
- Hipertensi
- Diabetes Militus
- Obesitas
- Gaya hidup ; kurang gerak, merokok, konsumsi alkohol yang berlebihan

Faktor yang tidak dapat dikendalikan :
- Usia
- Jenis kelamin
- Riwayat penyakit kardivaskular pada keluarga